Siapa yang Mendirikan Kerajaan Gowa Tallo? Berikut Penjelasannya

OMTELOLET – Kerajaan Gowa Tallo bisa kenal sebagai Kesultanan Gowa atau Kerajaan Makassar.

Kerajaan Gowa Tallo terletak di daerah Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara itu, ibukota kerajaan ini ada di Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa.

Awalnya, kerajaan ini terbentuk pada tahun 1300-an dan hanya terdiri dari satu kerajaan, yaitu Kerajaan Gowa. Yuk, simak sejarah lengkapnya berikut ini.

Sejarah Kerajaan Gowa Tallo

Berawal dari perebutan kekuasaan di antara anak Tunatangka Lopi. Dari perebutan kekuasaan tersebut, Batara Gowa mengalahkan saudaranya yang bernama Karaeng Loe ri Sero.

Kemudian, Karaeng Loe ri Sero mendirikan kerajaan di tempat yang sama bernama Kerajaan Tallo.

Di tahun 1565, kedua kerajaan bersatu dengan adanya kebijakan Rua Karaeng na Se’re (dua raja dan satu rakyat).

Kerajaan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam. Ternyata sebelum memeluk agama Islam, raja dan masyarakatnya memeluk agama animisme (kepercayaan terhadap makhluk halus dan roh nenek moyang) dan agama Hindu.

Baca juga:  Bagaimana Proses Terjadinya Pelangi? Ini Penjelasannya!

Sebelum masyarakat Kerajaan Gowa Tallo mengenal Islam, mereka percaya bahwa setiap benda di Bumi mempunyai jiwa yang harus dihormati supaya gak mengganggu manusia.

Silsilah Kerajaan Gowa Tallo

Pendiri Kerajaan Gowa Tallo sekaligus raja pertamanya adalah Tumanurung atau Tumanurung Bainea kemudian digantikan oleh keturunannya, Tumassalangga Barayang.

Kerajaan Gowa Tallo memiliki masa pemerintahan yang panjang. Pasalnya, kerajaan ini juga memiliki 2 raja setiap masa pemerintahan.

Berikut ini adalah silsilah raja di Kerajaan Gowa Tallo.

  • Tumanurung Bainea (±1300).
  • Tumassalangga Barayang.
  • Puang Loe Lembang.
  • I Tuniatabanri.
  • Karampang ri Gowa.
  • Tunatangka Lopi (±1400).
  • Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna.
  • Pakere Tau Tunijallo ri Passukki.
  • Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna (awal abad ke-16, sekitar tahun 1546).
  • I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565).
  • I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte.
  • I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590).
  • I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593).

Nah, raja yang mendirikan Benteng Fort Rotterdam, Benteng Somba Opu, dan menyatukan Gowa Tallo adalah raja ke-10.

Selain itu, berikut ini adalah raja-raja yang memerintah setelah menjadi kerajaan Islam.

  • Sultan Alauddin I.
  • Sultan Malikussaid.
  • Sultan Hasanuddin.
  • Sultan Amir Hamzah.
  • Sultan Mohammad Ali.
  • Sultan Abdul Jalil.
  • Sultan Ismail.
  • Sultan Najamuddin.
  • Sultan Sirajuddin.
  • Sultan Abdul Chair.
  • Sultan Abdul Kudus.
  • Sultan Maduddin.
  • Sultan Zainuddin.
  • Sultan Abdul Hadi.
  • Sultan Abdul Rauf.
  • Sultan Muhammad Zainal Abidin.
  • Sultan Abdul Kadir Aididin.
  • Sultan Muhammad Idris.
  • Sultan Muhammad Husain.
  • Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin.
  • Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin.
Baca juga:  Inilah Cara Cek Hasil PPDB Jabar 2022 yang Diumumkan Hari Ini

Dari silsilah dapat diketahui bahwa sultan atau raja Kerajaan Gowa pertama yang memeluk Islam adalah Sultan Alauddin I. Sedangkan, raja Tallo yang pertama masuk Islam adalah Karaeng Matoaya.

Sementara itu, nama tokoh yang terkenal dari Kerajaan Islam Gowa Tallo adalah Sultan Hasanuddin yang memiliki julukan ayam jantan dari timur.

Setelah naik takhta, Sultan Hasanuddin menghadapi situasi yang bergejolak ketika Belanda menjajah sebagian besar Hindia Timur.

Selama periode ini, Kerajaan Gowa adalah satu-satunya kerajaan besar Indonesia timur yang belum dijajah oleh Belanda.

Sultan yang memiliki gelar lengkap Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana ini juga terkenal karena keberaniannya melawan VOC dalam Perang Makassar (1666-1669).

Saat itu, Kerajaan Gowa Tallo dibantu oleh Kerajaan Bone yang diperintah oleh suku Bugis dengan rajanya, Arung Palakka.

Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

Berikut ini adalah daftar sumber sejarah dari Kerajaan Gowa Tallo yang masih ada hingga saat ini.

1. Catatan Tome Pires

Selain berkunjung ke Banten dan mencatat mengenai Kesultanan Banten, ternyata Tome Pires juga datang ke Gowa dan melihat bagaimana keadaan di sana selama masa kepemimpinan kerajaan Gowa Tallo.

Baca juga:  Proses Jual Beli Tanah, Perhatikan Dokumen Berikut

2. Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam dibangun oleh Kesultanan Gowa Tallo.

Seorang raja bernama Lakiung membangun benteng ini sebelum akhirnya direbut oleh Belanda pada masa VOC. Lakiung juga yang kemudian mendirikan Benteng Somba Opu dan menyatukan antara Gowa dan Tallo.

Awalnya, benteng ini bernama Jum Pandang. Kemudian, diubah menjadi Fort Rotterdam oleh Cornelis Speelman.

3. Benteng Somba Opu

Benteng ini juga dibangun oleh raja Lakiung. Tapi, meskipun dikuasai oleh VOC, Belanda nggak merenovasi bangunan benteng ini seperti Fort Rotterdam, sehingga bangunannya tetap asli. Sayangnya, benteng ini kemudian dihancurkan oleh Belanda.

Meskipun demikian, masih ada sisa-sisa bangunannya jika berwisata ke benteng ini dan melihat jejak peninggalannya.

Keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo

Di awal abad ke-17ーsaat Sultan Hasanuddin memerintah kerajaanーVOC mulai datang ke Sulawesi dan menginginkan kekuasaan di daerah tersebut.

Sebab, daerah tersebut cukup strategis bagi jalur rempah. Kemudian, Sultan Hasanuddin memerangi VOC karena nggak mau VOC memonopoli jalur rempah.

VOC akhirnya menggunakan taktik Devide et Imperaーpolitik adu dombaーdengan cara mendukung Arung Palakka, Sultan Bone.

Tujuannya jelas, supaya mereka bisa menguasai Kerajaan Gowa-Tallo. Taktik tersebut berhasil menarik mundur pasukan Sultan Hasanuddin.

Akhirnya, VOC bisa memaksa Sultan Hasanuddin untuk menandatangani Perjanjian Bongaya yang merugikan Gowa Tallo pada 18 November 1667.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai sejarah dari Kerajaan Gowa Tallo. Semoga bermanfaat ya.