Venom: Let There be Carnage merupakan film sekuel dari Venom (2018). Venom merupakan karakter dari komik Marvel pada tahun 1988. Venom sendiri merupakan alien yang berbentuk simbiot. Sehingga ia membutuhkan manusia sebagai inang agar dapat bertahan hidup di bumi.
Sekuel kali ini kembali menghadirkan Tom Hardy yang berperan sebagai Eddie Brock, manusia yang menjadi inang Venom. Film ini rilis di Indonesia pada tanggal 17 November 2021.
Daftar Isi
Sinopsis
Film ini berkisah tentang Eddie Brock yang sedang dihadapkan dengan putus hubungan percintaannya adengan Anne (Michelle Williams). Di sisi lain ia harus berkompromi dengan Venom. Kemudian Cletus Cassidy (Woody Harrelson), seorang pembunuh berantai yang terancam hukuman mati, ingin bertemu dengan Eddie. Saat Eddie berkunjungi ke penjara, insiden pun terjadi. Sehingga muncul simbiot baru yang tumbuh dalam tubuh Cletus Cassidy. Simbiot tersebut yang kemudian dikenal sebagai Carnage. Akhirnya, mau tidak mau Eddie harus bersatu dengan Venom agar dapat menaklukan Carnage. Pasalnya, simbiot baru itu sangat brutal dan berbahaya.
Asal-usul Carnage
Dalam cerita versi komik, Venom merupakan musuh bebuyutan Spiderman. Akan tetapi, dalam film ini Venom dihadirkan sebagai sosok anti-hero yang harus melawan kejahatan. Musuh Venom ialah Carnage, simbiot yang dikenal lebih kuat dan berbahaya.
Film Venom kali ini menceritakan tentang asal-usul munculnya Carnage. Kemunculan simbiot baru itu tidak terlepas dari pembunuh berantai bernama Cletus Cassidy. Hal itu yang kemudian menjadikan Carange lebih berbahaya. Sehingga, Spider dan Venom sama-sama menjadikan Carnage sebagai villain.

Dalam film ini, Cletus bisa langsung memakai Carnage seolah-olah telah menyatu dengannya begitu saja. Tidak ada momen di mana Cletus menyadari kemampuan barunya yang berbeda. Sehingga terasa ada bagian yang terlompati. Dalam film ini juga tidak ditampilkan keganasan Carnage tersebut.
Cerita yang Singkat, Padat, dan Jelas
Film Venom kali ini hanya berdurasi 97 menit. Durasi yang cukup pendek untuk film tentang superhero. Akan tetapi, cerita yang disuguhnya menjadi singkat, padat, dan jelas. Konflik dalam film fokus pada satu titik saja.
Alur cerita befokus pada perkembangan hubungan Eddie Brock dan Venom. Kemudian momen lahirnya Cargane bersama Cletus. Tidak ada alur yang membelok dalam film ini. Sehingga, meski terbilang lebih berkesan dari film prekuelnya, plot film Venom kali ini bisa dibilang tidak ada yang spesial. Hanya berjalan mengalir saja.
Akan tetapi, penonton dapat dengan mudah mencerna jalan cerita dalam film kedua ini. Serunya lagi, dalam film ini juga disisipkan berbagai macam komedi yang membuat jalan cerita yang mengalir bergitu saja menjadi lebih hidup.
Momen Venom dan Carnage Terlalu Singkat
Wujud Carnage seutuhnya baru muncul pada paruh akhir film ini. Itulah sebabnya, momen pertarungan antara Venom dan Carnage tidak banyak. Hal ini terjadi karena hampir sepertiga film digunakan untuk menyuguhkan proses terlahirnya Carnage dalam tubuh Cletus Cassady. Pertarungan antara Venom dan Carnage hanya terjadi di momen klimaks pada sekitar seperempat durasi terakhir.
Padahal, momen pertarungan tersebut sangat dinantikan. Mungkin hal ini terjadi karena durasi film yang pendek sehingga ceritanya dibuat ringkas. Meskipun, momen klimaksnya sebentar, kalian tidak perlu khawatir, sebab momen aksi dari Venom atau pun Carnage saat kabur dari penjara dalam kita saksikan sepanjang film.
Akan tetapi, tetap saja akan menjadi lebih baik jika durasi film diperpanjang. Sehingga akhir dari pertarungan kedua tokoh utama tersebut tidak terkesan selesai begitu saja.
Rating Usia Mengurangi Kebrutalan Carnage

Carnage adalam simbiot brutal yang memilih inang seorang pembunuh berantai yang sadis. Sehingga sikap brutal keduanya bergabung menjadi kekuatan yang mengerikan. Dalam versi komiknya, Carnage sangat brutal dan sering membuat kekacauan bahkan tanpa alasan khusus.
Sikap brutal Carnage dalam film dapat kita saksikan, akan tetapi terkesan tidak dikeluarkan semuanya. Kita masih bisa menyaksikan Carnage memakan kepala manusia ataupun menusuk tubuh mereka pada film ini. Akan tetapi, sejumlah adegan brutal itu terkesan sangat tanggung karena rating PG-13 yang tak bisa menampilkan adegan berdarah-darah secara berlebihan.
Andai saja rating film tersebut dirubah, mungkin film ini dapat menampilkan adegan brutal yang lebih sadis. Sehingga penonton dalam merasakan kesan yang total seperti ketika membaca versi komiknya.
Chemistry Eddie Brock dan Venom Semakin Menghibur
Tom Hardy selaku pemeran Eddie Brock sekaligus pengisi suara Venom terbilang sangat sukses menghadirkan chemistry antara manusia dengan simbiot alien tersebut. Tom juga berhasil membuat Venom terkesan lebih “manusiawi” dan tidak sejahat dalam komiknya. Karena kepiawaian Tom inilah yang menjadi kesuksesan film Venom di balik sejumlah kekurangannya.
Sebab, hubungan antara Eddie dan Venom menjadi pembangun suasana sepanjang film. Hubungan mereka berdua berkembang menjadi bromance dengan tingkah yang menghibur. Keakraban keduanya sesekali memunculkan konflik konyol yang menghibur penonton.
Sumber:
Herlambang, Helmy. 2021. “(REVIEW) Venom: Let There Be Carnage (2021)”. https://www.kincir.com/movie/cinema/review-film-venom-let-there-be-carnage-cAEpEaFhTP4U
Stephanus, Erwin. 2021. “Review Film: ‘Venom: Let There Be Carnage’”. https://cineverse.id/review-film-venom-let-there-be-carnage/
Leave a Reply