OMTELOLET – Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini terletak di daerah Demak, Jawa Tengah.
Kerajaan Demak berdiri pada awal abad ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah dan mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono.
Yuk, simak tentang latar belakang dan sejarah Kerajaan Demak selengkapnya berikut ini.
Daftar Isi
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Demak
Kesultanan Demak didirikan pada akhir abad ke-15 setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1477. Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Pada awalnya, Raden Patah mendirikan sebuah pesantren di daerah Glagahwangi, Jawa Tengah yang merupakan salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Raja Brawijaya V akhirnya mengangkat Raden Patah menjadi bupati di daerah tersebut dan Glagahwangi berganti nama menjadi Demak.
Namun, Kerajaan Majapahit melemah karena adanya konflik internal. Melihat situasi tersebut, Raden Patah pada akhirnya berusaha melepaskan wilayah kekuasaannya dari Kerajaan Majapahit dan berhasil membentuk Kerajaan Demak pada tahun 1500 M.
Oleh karena itu, latar belakang berdirinya Kerajaan Demak disebabkan karena runtuhnya kerajaan Majapahit pada tahun 1478 kerajaan Majapahit runtuh dan kemudian di tahun 1500 berdirilah kerajaan Demak.
Kehidupan Ekonomi
Dikutip dari buku Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM, Kerajaan Demak terletak di pesisir utara Jawa, sehingga sumber ekonomi utama masyarakat Demak adalah perdagangan laut.
Tidak adanya kerajaan di Jawa juga menjadi faktor mengapa Kerajaan Demak sangat aktif berdagang di laut.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Demak menguasai pelabuhan utama seperti Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa.
Selain itu, kadipaten-kadipaten di pedalaman seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan Pajang juga merupakan sumber utama pertanian dan peternakan sebagai komoditas dagang. Beras Jawa merupakan komoditas penting dalam perdagangan internasional di Nusantara.
Kehidupan Politik
Secara politik, Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa. Mengakhiri dominasi panjang Majapahit, dan eksistensi penguasa Sunda yang secara konsisten berdiri sejak abad ke-6 Masehi.
Kerajaan Demak menempatkan adipati-adipati sebagai perpanjangan tangan Sultan. Wilayah seperti Surabaya, Tuban, dan Madiun memiliki adipati-adipati yang cukup berpengaruh.
Kerajaan Demak juga pertama kali bersentuhan dengan imperialisme barat. Berdirinya Demak pada abad ke-16 kemudian dilanjutkan dengan pendudukan Portugis di Malaka.
Direbutnya Sunda Kelapa pada tahun 1527 adalah salah satu upaya untuk menguasai seluruh pesisir utara dan menangkal kedatangan Portugis di Jawa.
Daftar Raja yang Berkuasa di Kerajaan Demak
1. Raden Patah (berkuasa 1500-1518 M)
Raden Patah merupakan pendiri Kerajaan Demak. Dia adalah putra Raja Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina, yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin Kerajaan Demak pada 1500 hingga 1518 M.
Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo.
Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
2. Adi Pati Unus (berkuasa 1518-1521 M)
Setelah Raden Patah wafat pada 1518, takhta Demak dilanjutkan oleh putranya, Adipati Unus (1488-1521).
Sebelumnya menjadi sultan, Pati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor.
Dikutip dari buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, pada 1521 Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut kemudian digantikan Trenggana sebagai pemimpin ke-3 Kesultanan Demak.
3. Sultan Trenggono (berkuasa 1521-1546 M)
Sultan Trenggono membawa Kesultanan Demak mencapai periode kejayaannya. Wilayah kekuasaan Demak meluas hingga ke Jawa bagian timur dan barat.
Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau “kemenangan yang sempurna”. Kelak, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia lalu Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.
Saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi), pada 1546, terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana terbunuh.
4. Sunan Prawata (berkuasa 1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggono. Suksesi Sultan Trenggana yang berlangsung mendadak akibat kematiannya ternyata tidak berlangsung mulus.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata yang merupakan putra Trenggana.
Sunan Prawata kemudian membunuh Surowiyoto dan menduduki kekuasaan. Akan tetapi, insiden tersebut menyebabkan surutnya dukungan terhadap kekuasaannya. Ia memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah.
Ia hanya berkuasa selama satu tahun, ketika Arya Penangsang putra dari Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap Prawata pada 1547.
5. Arya Penangsang (berkuasa 1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Demak setelah membunuh Sunan Prawata. Ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri/Kalinyamat penguasa Jepara yang dianggap berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini menyebabkan tidak senangnya pada adipati Demak, salah satunya Hadiwijaya dari Pajang.
Hal ini menyebabkan dipindahnya pusat kekuasaan Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang.
Meski begitu, Arya Penangsang berkuasa sampai dengan tahun 1554 ketika Hadiwijaya dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan anaknya Sutawijaya memberontak melawan Demak. Arya Penangsang tewas, dan Hadiwijaya menduduki tahta dengan memindahkan kekuasaan ke Pajang, menandai berakhirnya kekuasaan Kerajaan Demak.
Nah, itulah tentang latar belakang dan sejarah berdirinya Kerajaan Demak. Semoga bermanfaat ya.
Leave a Reply