Salah satu tsunami paling besar dalam catatan sejarah Indonesia yaitu tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 lalu. Ribuan orang menjadi korban dan kerusakan terjadi dimana-mana akibat terjangan air laut yang begitu besar di daerah tersebut. Selain di Aceh, tsunami juga terjadi di berbagai wilayah Indonesia, seperti Palu, Manado, Maluku, Bengkulu dan masih banyak lagi.
Tsunami terjadi karenanya naiknya permukaan air laut dengan begitu cepat lalu membentuk gelombang yang menyebar ke berbagai arah. Awalnya hanya berupa gelombang dengan amplitudo kecil namun makin membesar ketika mendekati pantai.
Tsunami memberikan berbagai dampak buruk bagi kelangsungan hidup. Tsunami dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, mengakibatkan kematian, menyisakan trauma pada orang yang mengalami, kerusakan biota laut dan lain sebagainya. Sayangnya, tsunami tidak bisa diprediksi dengan pasti.
Meski tidak bisa diprediksi secara akurat, tetapi tsunami tetap harus diwaspadai. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah memantau informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Biasanya, BMKG akan terus update dan memberikan informasi terkait potensi akan terjadinya Tsunami, Gempa hingga Gunung Meletus.
Disisi lain, pernahkah kamu berpikir tentang bagaimana proses terjadinya tsunami? Karena tidak bisa diprediksi, terkadang hal tersebut kerap membuat orang penasaran. Untuk mengetahuinya, mari kita membahasnya!
Proses Terjadinya Tsunami
Tsunami disebabkan oleh adanya pergeseran lempeng bumi yang saling berbenturan akibat longsor yang terjadi di dasar laut, gempa bumi atau erupsi gunung api di bawah laut atau aktivitas lain yang menyebabkan gangguan di dasar laut. Hal ini akan memicu terbentuknya gelombang dahsyat atau tsunami.
Terjadinya tsunami didorong oleh pergerakan lempeng secara vertikal yang berupa patahan. Patahan tersebut akan membuat dasar laut naik yang disebut gempa bumi. Hal ini akan membuat keseimbangan air terganggu yang akhirnya akan menyebabkan gelombang besar bergerak menuju pantai.
Tsunami yang terjadi karena adanya tanah longsor, baik longsor di dasar laut maupun di daratan sekitar laut, akan membuat perpindahan material seperti batuan ke laut. Perpindahan material tersebut membuat air laut mengalami pergerakan besar dan muncullah tsunami.
Selain itu, tsunami juga dapat terjadi karena adanya aktivitas vulkanik, utamanya dari gunung berapi yang ada di sekitar atau di bawah laut. Aktivitas vulkanik ini menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, yang kemudian akan memicu tsunami. Bahkan di titik yang lebih parah, letusan gunung api besar yang menghancurkan gunung berapi di tengah laut, membuat air bergerak dan memulai gelombang besar. Misalnya letusan gunung Krakatau yang menyebabkan tsunami pada tahun 1883.
Itulah penjelasan singkat terkait bagaimana proses terjadinya tsunami. Hal yang perlu kita lakukan ketika terjadi tsunami yaitu mengikut jalur evakuasi atau bergerak dengan cepat ke daerah yang lebih tinggi.
Leave a Reply