Bumi memiliki begitu banyak fenomena alam yang membuat kita terpesona. Salah satu fenomena tersebut adalah petir. Petir yang terjadi biasanya membentuk pola zig-zag dan berlangsung sangat singkat. Petir merupakan fenomena alam yang terjadinya karena adanya penerapan listrik statis, baik dari awan ke bumi maupun dari awan ke awan.
Suhu sebuah kilatan petir dapat mencapai 30 ribu derajat celcius dan memiliki energi listrik kisaran 10-15 juta Volt. Karena tingginya pemanasan udara inilah yang membuat udara bergerak dan seolah meledak. Hal ini membuat timbulnya suara menggelegar yang sebut guruh, dastek, guntur, atau geledek.
Petir dan guruh biasanya datang bersamaan namun tak jarang pula di waktu berbeda. Hal Ini dikarenakan adanya perbedaan kecepatan cahaya dan kecepatan suara. Kecepatan cahaya bergerak lebih cepat dibandingkan suara. Oleh sebab itu, petir sering menyambar lebih cepat dibandingkan guruh.
Bagaimana Proses Terjadinya Petir?
Proses terjadinya petir bermula ketika terjadi penguapan dari permukaan bumi, baik itu dari danau, sungai, laut maupun pohon, kemudian naik ke atmosfer dalam bentuk gas. Udara yang naik tersebut adalah udara hangat yang kemudian membuat udara dingin bergerak dan bersatu dengan udara tersebut.
Udara yang berkumpul tersebut membentuk sebuah awan yang besar dan padat sehingga terciptalah awan kumulolimbus atau awan hujan/badai. Ketika badai terjadi, curah hujan partikal akan lebih tinggi dari awan dan akan saling bertabrakan. Hal ini akan membuat awan saling bergesekan dalam arus kuat udara.
Udara yang naik turun dapat membuat awan bertabrakan dan banyak bergesekan dengan butiran-butiran air. Pada tahap selanjutnya, itu akan menciptakan aliran listrik statis yang bermuatan negatif dan positif.
Semakin lama, listrik yang bermuatan positif dan negatif akan saling memisahkan diri dan berkumpul berdasarkan muatan yang dimiliki. Hal ini membuat bagian yang bermuatan listrik positif bergerak ke bagian atas awan dan yang bermuatan negatif bergerak ke bagian bawah awan.
Elektron atau muatan listrik negatif yang berada di bagian bawah awan akan mencari muatan listrik positif yang ada di bumi. Jadi, saat muatan negatif pada awan sudah cukup besar, muatan negatif dari awan akan menuju ke bumi berupa loncatan api yang biasa kita sebut sebagai petir.
Kurang lebih, itulah penjelasan singkat tentang bagaimana proses terjadinya petir. Tak bisa dipungkiri, petir menjadi salah satu fenomena alam yang cukup sering kita lihat, terutama saat hujan deras. Mengetahui tentang bagaimana proses terjadinya petir tentu dapat menambah wawasan kita.
Leave a Reply